Perjalanan menuju air terjun dimulai dari lokasi pertigaan pasar sayur desa Kandang Tepus Senduro Lumajang. Total jarak yang akan ditempuh menuju 3 lokasi Air terjun ini sejauh 5,6 Km. Dengan terdiri dari 1,7 km track medan menanjak, track menurun 2,4 km, dan medan datar 1,5 km. Bebatuan licin dan medan yang terjal membuat setiap langkah harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Berjalan di pinggiran sungai menjadi perjalanan yang menantang. Titik dataran terendah 776 mdpl dan titik dataran tertinggi yang dipijak 856 mdpl. Tebing curam yang dilintasi turun 197 meter sedangkan titik pendakian sesuai dengan elevation profile perjalanan adalah 152 meter.
Disepanjang jalan dikelilingi oleh tebing-tebing curam yang menjulang tinggi, ini menawarkan pemandangan yang miris dengan berbagai longsoran tanah di kebun-kebun warga. Namun, Kami merasakan kesegaran semilir angin dengan kualitas udara 91 ug/m³ dengan nilai aqi 88 moderat suhu udara 24 °C tergolong kualitas udara baik. Sensasi menyegarkan ini membangkitkan semangat petualangan untuk menjelajah air terjun ini.
Perjalanan semacam ini memang penuh dengan tantangan, namun juga menyimpan pengalaman dan keindahan alam yang tak terlupakan. Dengan persiapan yang matang dan kewaspadaan yang tinggi, menikmati suasana di sekitar sungai menuju air terjun bukanlah sekadar petualangan, namun juga sebuah perjalanan wisata minat khusus yang menghubungkan manusia dengan alam liar.
Petualangan di alam liar menghadirkan tantangan yang memacu adrenaline. Namun, semua telah terbayar ketika kami telah sampai dilokasi air terjun Glagah Arum. Memilih sepatu yang cocok dengan medan, membawa peralatan masak, serta membawa bekal susu sapi senduro dan air yang cukup menjadi hal penting yang tidak boleh dilupakan. Selain itu, membawa camilan dan menyeduh kopi sachet dapat menambah suasana syahdu.
Petualang air terjun kedua tantangannya hanya ada satu jalan yaitu menyusuri sungai dipersimpangan pertemuan 2 sungai. Sungai ini memberikan pengalaman unik dengan batu-batuan yang seperti berbentuk buku-buku dan batuan berwarna pink, orange, dan warna alami lainnya. Melangkah di sepanjang sungai, kami dihadapkan pada medan yang berbatu dan licin, juga ada jejak-jejak hewan yang menjadi tuan rumah panorama ini.
Medan yang sulit ini mengundang rasa ingin tahu, bukan? tentang prosesnya dan hasil akhir air terjun kedua jika nanti kami sudah sampai ditempatnya. Merasakan kaki berendam dalam kelembutan air yang mengalir di antara jari-jari, dijamin tidak ada waktu untuk kehilangan fokus menikmati keindahan alam yang menyegarkan mata dan jiwa. Teman kami sampai dihinggapi hewan penyedot darah yaitu Pacet.
Air terjun kedua ini kami belum tahu nama pastinya. Ada yang bilang air terjun 2 bidadari, namun lokasinya sebagian sudah tertimbun pohon yang tumbang akibat longsor. Setelah kami cek di peta online aliran sungai ini berasal dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dilokasi ini kami masih bisa aktif online memakai jaringan Telkomsel. Teman kami juga sempat live Tiktok meskipun sinyalnya tidak begitu stabil. Tebing Batuan disini banyak mengalami resapan air. Kondisi Suhu airnya lebih dingin daripada di area Air terjun Glagah Arum.
Kami bertiga menyempatkan untuk mandi bergantian sambil saling mengabadikan moment di handphone masing-masing. Sejujurnya mandi disini serasa diterapi pijat alami. Selain airnya dingin derasnya air juga empuk-empuk enak menekan punggung.
Menuju air terjun yang ketiga kami harus naik lagi keatas batu besar. Walaupun cukup sulit, lokasi ketiga ini lebih menantang untuk dilewati. Dari jauh sudah terlihat, memang sumber airnya masih satu arah. Sekitar 50 meter kami sudah sampai dilokasinya. Harus berhati-hati karena memang jalannya kami harus mencari sendiri.
Kedung air terjun ini tidak terlalu dalam. Suara derasnya air, hijaunya pepohonan, dan aroma segar hutan menjadi hadiah indah bagi kami yang tuntas menjelajahinya. Selamat berpetualang.
Foto-Foto Dokumentasi Lainnya:
Petualangan yang seru dan menantang. Mantap 👍
BalasHapusMantab
Hapus